Memuaskan Manusia

Memuaskan Manusia
Oleh: Sururum Marfuah Hash

Aku rasa, ini tidak hanya terjadi di aku, tetapi kita.
Kita pasti pernah berusaha berpikir "Bagaimana caranya agar aku bisa menjadi orang baik untuk manusia" atau bertanya pada diri sendiri, "bagaimana caranya agar bisa menjadi orang yang memuaskan manusia". Kita coba lakukan apapun agar seseorang bahagia dengan kita.

Namun... tak jarang pula kita kecewa.
Dan kekecewaan itu berulang kali.
Ketika fakta dilapang justru menunjukkan bahwa "kita gagal", akhirnya kita menyalahkan diri kita. Kita menjadi terpuruk dan larut pada pertanyaan "apakah sebegitu buruknya aku?, hingga mereka senang merendahkanku" atau pernyataan "Ah... aku sepertinya memang buruk". Dan begitulah hakikatnya hidup hanya mengandalkan perasaan. Lemah.

Bayangkan bila sikap "memuaskan manusia" kita bawa dalam dakwah. Apa yang akan terjadi? Kuakui, ini adalah pembunuh paling besar yang akhirnya tak jarang membuat manusia mundur dari jalan dakwah. Merasa bersalah dan tak mampu lalu akhirnya meninggalkan sesuatu yang sebenarnya adalah kebaikan dan kebenaran.

Alasannya beragam "Aku belum sanggup dengan celaan begini dan begini" atau "Aku takut jika nanti aku diperlakukan begini dan begini".

Itulah mengapa Allah berikan akal untuk berpikir, agar darinya perasaan yang lemah ini dapat tunduk pada wahyu dan tidak menjadikan manusia sebagai indikator keberhasilan.

Karena manusia, tidak mampu dan tidak akan pernah mampu untuk kita puaskan. Kita salah besar jika menyandarkan kepuasan pada manusia, yang lemah dan terbatas.

Maka jika hari ini orientasi kita adalah "memuaskan manusia", maka resetlah. Karena kita akan lelah dan tidak akan mampu meggapai itu.

Jadikanlah ihsanul amal (amal yang benar) sebagai landasan kita dalam berbuat yakni niat karena Allah dan cara yang benar sesuai Islam.

Semoga Allah kuatkan kita dijalan kebenaran :).

Komentar

Postingan Populer